Daku Melangkah Denga Ketakwa-an.
Jika langit tak secerah hari sebelumnya, awan tak seindah biasanya, ataupun sang mentari tak menampakan sinarnya, bukan berarti hari tak kan berganti, ia akan selalu setia menyambut para penanti menapaki misteri hidup yang terus akan berjalan hingga janji Allah ditepati.
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Yasin :40)
Semuanya sudah ada manzilahnya, berjalan sesuai aturan hukum yang sudah di tetapkan. Jika ketentuan aturan itu tidak sesuai atau berjalan diluar manzilahnya, bertanda akhir kehidupan sudah di depan mata.
Begitu juga dengan ketetapan taqdir, qadha, janji dan ancaman-Nya semuanya akan terlaksana tak ada satupun yang lepas dari genggaman kekuasaan-Nya.
Pernakah terjadi dalam sejarah, dari awal penciptaan dan diutusya Nabi Adam ke bumi matahari bersembunyi di ufuk timur tak menampakan sinarnya…??, kalaupun ada itu bertanda kiamat akan tiba. Kita tidak bisa menghindar dari bala dan bencana, rizki dan anugrah-Nya, walaupun bersembunyi dalam terali besi, atau bahkan gedung berlapis baja yang tak berlobang udara, bila Allah berkehendak tidak ada satupun makhluk yang bisa mencegah dan mempercepatnya.
Ittisaq -Keserasian- manzilah inilah yang perlu kita renungi bersama bagaimana Allah begitu Maha Besar dan tak pernah lalai dengan semua urusan. Allah tidak akan pernah mendzalimi hambanya, justru Allah mengiginkan nikmat-Nya dirasakan oleh setiap makhluk-Nya. Semuanya tidak akan menjadi makna dan pelajaran berharga kecuali mereka yang mau berfikir akan kekuasaan Allah swt.
Merenungi kehidupan yang setiap detik terus berubah, tak ada satupun yang bisa menghalangi proses pergantian dinamika kehidupan ini, selalu ada makna, hikmah yang bisa kita raih dari alunan cerita ini. alangkah indahya sang pemakna kehidupan dan ia jadikan materi pembelajaran ayat kauni ini sebagai murabbi dalam membimbingnya mencapai jalan kebenaran.
Ya rabb…ku yakin jalan ini tak selalu lurus, namun berliku tak menentu terjal dengan batu ujian yang harus kita taklukan hingga hari itu datang. perjalanan panjang kadang melelahkan, namun memberi arti di setiap nafas yang menghempa kelak akan menjadi saksi keluhnya diri yang berjuang demi mencari ridla ilahi. menyadari pentingnya memahari diri, dimanakah posisi kita..??, air keringat yang membasahi keringnya kulit ini tak kan menjadi alasan untuk tidak menuruskan perjuangan ini.
Ketawakalan, keyakinan akan qhada terbaik yang akan Allah berikan, berbenah diri menuju kesempurnaan, diiringi kesabaran tak bertepi, menjadikan insan yang faham akan hakikat hidup yang sebenarnya, terus berjuang dengan semangat yang tersisa di dada. tak ada kata menyerah di setiap langkah, justru kenyakinan yang menjadikannya ia tetap tegar menatap hidup dengan keimanan dan ketaqwaan.
“Berbekal lah karena sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan” (Al-Baqarah: 197)
Keindahan dunia tak menyilaukan retina mata, dan kekurangan dalam hidup tak menjadikan alasan untuk mengingkari perintah Allah swt. justru kekurangan itu ia jadikan wasilah barometer keihklasan akan ketentuan yang Allah berikan, dengannya surga yang telah di janjikan. begitu juga dengan kekayaannya yang Allah anugrahkan, ia syukuri di setiap sujud kepada ilahi, ia nafkahkan harta yang Allah amanahkan untuk membela agama fi sabilillah. jalan mana yang ia pilih diluar ketetapan Allah yang tersirat dalam lembaran-lembaran alam yang Allah nampakan. tidak ada pilihan untuk tidak taat akan perintahnya. semua manhaj ini berjalan dalam sunnatullah yang harus kita tadabburibersama.
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS Yasin :40)
Semuanya sudah ada manzilahnya, berjalan sesuai aturan hukum yang sudah di tetapkan. Jika ketentuan aturan itu tidak sesuai atau berjalan diluar manzilahnya, bertanda akhir kehidupan sudah di depan mata.
Begitu juga dengan ketetapan taqdir, qadha, janji dan ancaman-Nya semuanya akan terlaksana tak ada satupun yang lepas dari genggaman kekuasaan-Nya.
Pernakah terjadi dalam sejarah, dari awal penciptaan dan diutusya Nabi Adam ke bumi matahari bersembunyi di ufuk timur tak menampakan sinarnya…??, kalaupun ada itu bertanda kiamat akan tiba. Kita tidak bisa menghindar dari bala dan bencana, rizki dan anugrah-Nya, walaupun bersembunyi dalam terali besi, atau bahkan gedung berlapis baja yang tak berlobang udara, bila Allah berkehendak tidak ada satupun makhluk yang bisa mencegah dan mempercepatnya.
Merenungi kehidupan yang setiap detik terus berubah, tak ada satupun yang bisa menghalangi proses pergantian dinamika kehidupan ini, selalu ada makna, hikmah yang bisa kita raih dari alunan cerita ini. alangkah indahya sang pemakna kehidupan dan ia jadikan materi pembelajaran ayat kauni ini sebagai murabbi dalam membimbingnya mencapai jalan kebenaran.
Ya rabb…ku yakin jalan ini tak selalu lurus, namun berliku tak menentu terjal dengan batu ujian yang harus kita taklukan hingga hari itu datang. perjalanan panjang kadang melelahkan, namun memberi arti di setiap nafas yang menghempa kelak akan menjadi saksi keluhnya diri yang berjuang demi mencari ridla ilahi. menyadari pentingnya memahari diri, dimanakah posisi kita..??, air keringat yang membasahi keringnya kulit ini tak kan menjadi alasan untuk tidak menuruskan perjuangan ini.
Di persimpangan ku temukan jalan itu, ku beranikan diri untuk memilih diantara jalan yang nampak di depan mata…ku mulai bertanya dalan hati, kemana ku harus melangkahkan kaki, akankah pilihan ini menjadi jawaban dalam menemukan keridlaan-Mu itu. memang kaki ini melangkah tak segagah para panglima berlaga di medan perangnya, namun cukuplah langkah ini mewakili semua kemantapan hati ini.
Ketawakalan, keyakinan akan qhada terbaik yang akan Allah berikan, berbenah diri menuju kesempurnaan, diiringi kesabaran tak bertepi, menjadikan insan yang faham akan hakikat hidup yang sebenarnya, terus berjuang dengan semangat yang tersisa di dada. tak ada kata menyerah di setiap langkah, justru kenyakinan yang menjadikannya ia tetap tegar menatap hidup dengan keimanan dan ketaqwaan.
“Berbekal lah karena sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan” (Al-Baqarah: 197)
Keindahan dunia tak menyilaukan retina mata, dan kekurangan dalam hidup tak menjadikan alasan untuk mengingkari perintah Allah swt. justru kekurangan itu ia jadikan wasilah barometer keihklasan akan ketentuan yang Allah berikan, dengannya surga yang telah di janjikan. begitu juga dengan kekayaannya yang Allah anugrahkan, ia syukuri di setiap sujud kepada ilahi, ia nafkahkan harta yang Allah amanahkan untuk membela agama fi sabilillah. jalan mana yang ia pilih diluar ketetapan Allah yang tersirat dalam lembaran-lembaran alam yang Allah nampakan. tidak ada pilihan untuk tidak taat akan perintahnya. semua manhaj ini berjalan dalam sunnatullah yang harus kita tadabburibersama.
[Wallahu a’lam]
12 komentar:
bahasa yang indah n penuh kesedaran...=)
therealme tanks ya.... :D
wah hebat kontemu kali ini, tumben bhas agama? tetap semangat saja :)
hahah ia bang,tanks bang...
terima kaseh berkOngsi..
penuh ilmu di dada ;)
nice post! bahasanya berat banget hehe :D
Cahya=>..ia same2,nyak...
Irvina=>hehehe dikit2 kna boleh..hehehe
i like this entry...
huhu
Kimirara=>tamnks ya... ^_^
Indah sekali...
mudah2an kamu yg posting benar lakuin itu, and thanks y..postingannya nice...:)
Jambi+> tanks sob....
Rini-nie=>ia mksh ya rin...
Posting Komentar